BERITA KESEHATAN

Sampai Mana Sih Batasan Bercanda dengan Anak?

Sampai Mana Sih Batasan Bercanda dengan Anak?

Sampai Mana Sih Batasan Bercanda dengan Anak?. Ramai di media sosial X seorang konten kreator keluarga di kritik netizen terkait gaya parenting. Hal tersebut di sebabkan karena sang ibu yang membuat konten di nilai terlalu sering bercanda pada anak hingga membuatnya menangis.
Situasi ini lantas mengundang pro-kontra netizen. Ada yang menganggap hal itu tidak masalah. Namun, ada juga yang menilai itu dapat mengganggu psikologis anak.

“Lihat anak belum genap 3 tahun udah pinter bgt makan sendiri. Mandiri bgt, mau berusaha pake sumpit sendiri. Biasanya anak seumuran rit**** makan aja susah kalau nggak di omel2in, di suapin atau kalo gak di kasih hp gak mau makan. Bangga bisa didik anak2nya jadi jd mandiri dr kecil,” kata @can_***it yang mendukung konten kreator tersebut.

“Video Rit**** bolak balik lewat di TL. Aku ga tau mereka sebelumnya. Sedih & ga habis pikir, Ibunya bbrp kali bikin anaknya nangis, dia tertawa memvideokan. Atau nakut2in anaknya sampai nangis,” ucap netizen lain yang tidak setuju dengan aksi konten kreator tersebut.

Terlepas dari pro dan kontra yang muncul, sebenarnya bagaimana sih cara yang tepat untuk mengetahui batasan orang tua bercanda dengan anak? Psikolog anak Wilma Maharani berpendapat, penting bagi orang tua memperhatikan cara mereka berinteraksi dengan anak, khususnya ketika bercanda.

Berbeda dengan orang dewasa, anak yang masih berkembang atau berusia di bawah usia 7 tahun umumnya belum sepenuhnya memahami konsep yang abstrak.

“Sehingga sangat mungkin mereka (anak) masih menghadapi tantangan untuk membedakan antara kenyataan dan imajinasi. Masih sulit bagi mereka untuk benar-benar membedakan apakah ini adalah bercandaan atau hal serius,” ucap Wilma ketika di hubungi detikcom, Sabtu (31/8/2024).

Pengetahuan Batasan Candaan Dengan Anak

Untuk mengetahui batasan bercanda pada anak, orang tua bisa memperhatikan bagaimana respons dan reaksi anak ketika sedang bercanda. Beberapa tanda yang bisa muncul pada anak meliputi merasa tidak nyaman, bingung, kesal, atau ciri-ciri takut.

Ketika ciri-ciri tersebut muncul, itu bisa menjadi tanda bahwa candaan yang di lakukan mungkin sudah melewati batas.

“Sehingga orang tua perlu aware, perlu peka, dan sadar bahwa kita dapat mengalihkan kegiatan. Kita juga dapat menenangkan anak dan tidak melakukan aktivitas tersebut lagi,” sambungnya.

Ketika bermain dengan anak, hindari candaan yang terkesan merendahkan dan mengarah pada aspek visi atau kemampuan pada anak. Ini nantinya dapat berdampak buruk pada harga diri anak itu sendiri.

Perlakuan dari orang terdekat, lingkungan, khususnya orang tua sangat memengaruhi bagaimana anak memandang diri mereka sendiri.

“Terakhir, pastikan bahwa anak dapat memahami konteks bercandaan yang sedang berlangsung saat ini. Orang tua dapat memastikan bahwa anak benar-benar aware kalau kegiatan ini adalah kegiatan bercanda, bukan hal yang serius,” tandasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *