juraganqq88.net
LIFESTYLE

Sebab Wanita Harus Bisa Menempatkan Emosi dengan Baik

Juraganqq Lounge – Perempuan boleh meluapkan kemarahan, kesedihan, dan kegembiraan, tetapi harus bisa menempatkan emosi secara baik dan tidak berlebihan. Begitu pendapat psikolog keluarga Retno Dewanti Purba.

Perempuan harus bisa mengenali dan mengapresiasi segala sesuatu yang muncul dari diri, tidak perlu ditekan atau ditahan

diidentikkan sebagai makhluk yang mengedepankan emosi dalam menghadapi masalah. Selain itu, biasanya akan lebih mudah mengekspresikan emosi yang sedang dirasakannya. Tak jarang, sebagai , kita dianggap sebagai individu yang baper-an (bawa perasaan). Namun, sesungguhnya ada hal lain yang bisa kita pahami dari emosi yang dialami oleh .

mempunyai keunikan untuk membangun hubungan dengan orang di sekitarnya melalui emosi. Tidak semua mudah mengungkapkan perasaannya secara lisan. Ada beberapa yang lebih mampu mengungkapkan apa yang sedang dirasakan melalui perbuatan langsung. Misalnya, ketika seorang merasa bahagia karena bertemu seseorang, ia akan lebih mudah untuk mengungkapkan kebahagiaannya dengan senyuman yang lebar, dengan pelukan atau rona wajah yang berseri. Begitu juga saat sedang merasa sedih, menangis bisa menjadi salah satu cara untuk mengekspresikan kesedihannya.

Yang penting, ketika perempuan merasa tertekan atau stres, dia harus memiliki kemampuan untuk bangkit kembali. Kemampuan untuk bangkit kembali itu akan membuat lebih kuat daripada sebelumnya.

Menurut Retno, sebagian besar persoalan individu dewasa lebih mudah dipahami bila bisa menyelesaikan permasalahan diri sendiri terlebih dulu.

“Pengenalan diri itu dimulai dari remaja. Ketika dia harus hidup bersama orang lain, misalnya suami dan anak, dia akan bisa menyayangi dan memelihara mereka dengan baik bila bisa mencintai diri sendiri,” tuturnya.

Agen Poker – Menurut Retno, perempuan kadang merasa tertekan dan stres serta tidak nyaman karena menetapkan sasaran yang terlalu tinggi.

“Karena menempatkan sasaran yang terlalu tinggi, sementara dia juga harus melompat dari peran satu ke peran lainnya, kadang jatuh dan merasa tidak nyaman,” tuturnya.

Apalagi, perempuan juga kerap menyalahkan diri sendiri terhadap situasi yang dihadapi. Misalnya, ketika ada seseorang yang mengatakan anaknya terlalu kurus, dia merasa itu sebagai kesalahannya sendiri.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *