JURAGANQQLOUNGE – Apa yang Terjadi pada Otak dan Tubuh saat Jatuh Cinta? Ini 8 Faktanya!
Siapa sih yang gak pernah jatuh cinta? Umumnya, kita pertama kali mengalami jatuh cinta ketika masa pubertas, yakni antara usia 10-16 tahun. Di usia itu juga kita pertama kali merasakan pahit-manisnya berpacaran. Ugh… Serasa dunia milik berdua!
Tapi, kamu tau gak sih perubahan apa yang terjadi pada tubuh dan otak ketika jatuh cinta? Kenapa jantung kita berdesir dan jadi salah tingkah saat melihat si dia? Temukan jawabanmu di sini, yuk!
Apa yang Terjadi pada Otak dan Tubuh saat Jatuh Cinta? Ini 8 Faktanya!
1. Mengenal tiga tahap cinta lebih dahulu
Jatuh cinta tidak sesederhana kelihatannya. Secara garis besar, jatuh cinta terdiri dari tiga tahapan, lho. Yakni lust (nafsu), attraction (ketertarikan) dan long-term attachment (ketertarikan jangka panjang), ungkap laman The Anatomy of Love. Apa arti dari tahapan tersebut?
Tahap pertama adalah nafsu, yang diatur dan dikendalikan oleh hormon estrogen dan testosteron. Lalu, beranjak ke tahap kedua, ketertarikan didorong oleh hormon adrenalin, dopamin dan serotonin. Ini adalah zat kimia yang dilepaskan ketika kita mengalami hal yang menyenangkan. Hormon adrenalin adalah alasan di balik memerahnya pipi dan telapak tangan yang berkeringat saat bertemu orang yang kita suka.
Sementara, ketertarikan jangka panjang diatur oleh oksitosin dan vasopresin yang akan mendorong timbulnya ikatan di antara dua orang. Fakta menariknya adalah hormon oksitosin juga dikenal sebagai hormon pelukan dan hormon ini merupakan penggerak ikatan antara ibu dan anak. Masing-masing zat kimia ini bekerja di bagian otak tertentu ketika kita jatuh cinta.
2. Kita hanya membutuhkan waktu 1,5 jam untuk jatuh cinta dengan orang asing?
Bisa gak kita jatuh cinta dengan orang asing yang baru pertama kali kita temui? Jawabannya: bisa banget! Penelitian yang dilakukan oleh Professor Arthur Arun, psikolog asal New York membuktikan bahwa dua orang asing bisa saling jatuh cinta dalam waktu 94 menit saja!
Studi ini merupakan kombinasi dari empat menit menatap mata satu sama lain dan 90 menit sisanya melakukan percakapan yang intim dan mendalam, ungkap laman W24. Kuncinya adalah first impression yang baik di antara keduanya.
3. Fakta ilmiah di balik kata ‘cinta itu buta’
Pernah dengar kata ‘cinta itu buta’? Atau pernah kesulitan menasihati teman kita yang lagi dimabuk asmara? Tenang, ada penjelasan ilmiah di balik fenomena itu, kok! Menurut Mary Lynn, co-direktur dari Loyola Sexual Wellness Clinic, cinta dapat menurunkan kadar serotonin dalam tubuh.
“Inilah kenapa kita berkonsentrasi penuh pada pasangan, bukan hal lain, pada tahap awal hubungan,” terang Mary dalam laman Science Daily.
Dari sana, ungkapan ‘cinta itu buta’ datang. Hal ini karena kita cenderung mengidealkan pasangan dan hanya melihat hal-hal yang ingin kita lihat pada tahap awal hubungan. Itulah kenapa, orang ketika jatuh cinta kurang bisa berpikir logis dan realistis. Sementara, orang luar lebih memiliki perspektif yang jernih, objektif dan rasional.
4. Adanya perubahan hormon testosteron saat kita jatuh cinta
Jatuh cinta membawa perubahan hormon di tubuh. Salah satunya adalah hormon testosteron, menurut Deborah Khoshaba, psikolog klinis dari selatan California.
“Meningkatnya hormon testosteron pada perempuan saat awal jatuh cinta membuat mereka lebih agresif dan seksual,” ungkap Deborah dalam laman The List.
Sementara, bagi laki-laki, hormon testosteron pada mereka justru menurun. Efeknya, laki-laki akan menjadi lebih emosional, menerima dan empati. Kesamaannya, bagi laki-laki dan perempuan, tahap awal jatuh cinta sama-sama membuat mereka saling terobsesi.
5. Adanya obsesi berlebihan saat awal jatuh cinta
Saat awal jatuh cinta, kita sering kali terobsesi dengan orang yang kita suka. Otak kita dipenuhi oleh bayang-bayangnya, terus menerus membicarakan dia dan selalu ingin berada di sampingnya.
Bahkan, kita bisa tiba-tiba membatalkan janji dengan teman demi si dia. Kenapa bisa begitu, ya? Faktanya, orang yang jatuh cinta, otaknya dibanjiri oleh hormon dopamin.
“Inilah kenapa kita merasa tidak ada orang lain yang berarti di otak, selain orang yang kita suka,” terang Helen Fisher, PhD, dalam laman The List.
Bahkan, terobsesinya kita setara dengan mencoba kokain! It’s very addictive!
6. Jatuh cinta setara dengan mengonsumsi obat penghilang rasa sakit
Jatuh cinta selalu terasa menyenangkan, meskipun kita tidak tahu suatu saat akan berakhir dengan sakit hati dan luka. Meski begitu, pada umumnya di awal jatuh cinta tidak menyakitkan secara fisik. Menurut peneliti dari Stanford University, jatuh cinta memiliki efek seperti mengonsumsi obat penghilang rasa sakit.
Penelitian itu menunjukkan bahwa hanya dengan melihat gambar orang yang kita cinta, rasa sakit akan berkurang hingga 40 persen dan meredakan rasa sakit 10-15 persen, tutur laman Insider. Sebaliknya, memikirkan orang yang kita suka akan membuat mood kita membaik dan lebih bahagia.
7. Kenapa kita salah tingkah ketika sedang bersamanya?
Kenapa kita sering salah tingkah ketika bersama orang yang kita suka? Well, rasa gugup dan grogi ini bisa dijelaskan secara ilmiah, lho. Rupanya, hormon epinefrin berkontribusi atas munculnya rasa nervous kita!
Hormon epinefrin yang muncul ketika kita jatuh cinta bisa menimbulkan beberapa efek. Misalnya, detak jantung yang tiba-tiba meningkat, berkeringat, bingung dan kesulitan untuk berkata-kata, terang laman Insider. Gak heran kalau kita salah tingkah ketika sedang berada di dekat si doi!
8. Jatuh cinta membuat kita memperhatikan penampilan
Ngerasa gak sih, kalau jatuh cinta membuat kita lebih memperhatikan penampilan? Tiba-tiba kita lebih suka melihat diri ke cermin, bingung memilah-milih pakaian dan senang berdandan? Padahal, biasanya kita gak terlalu pusing sama penampilan kita. Kira-kira kenapa ya?
Laman Insider menuturkan saat awal jatuh cinta, kita mendadak kehilangan selera makan. Ini mendorong kita untuk menurunkan berat badan demi tampil menawan di hadapan si dia. Selain itu, jatuh cinta meningkatkan aliran darah ke kulit dan membuat kita lebih muda.
Nah, itulah yang terjadi pada tubuh dan otak ketika kita jatuh cinta. Kamu sendiri paling sering mengalami apa ketika sedang jatuh cinta?
baca Juga : 8 Mitos Penis Ini Dibantah Langsung